Jakarta (okezone88.id) – Kepala BNPB, Suharyanto, mengungkapkan bahwa hingga Jumat tercatat 116 warga meninggal dunia akibat bencana yang melanda wilayah Sumatera Utara. Selain itu, 42 orang lainnya masih dalam proses pencarian oleh tim gabungan.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Suharyanto menyampaikan bahwa rangkaian bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), dan Aceh paling berdampak parah di wilayah Sumut, khususnya di Tapanuli Tengah.
Ia merinci jumlah korban meninggal:
-
Tapanuli Utara: 11 orang
-
Tapanuli Tengah: 47 orang
-
Tapanuli Selatan: 32 orang
-
Kota Sibolga: 17 orang
-
Humbang Hasundutan: 6 orang
-
Kota Padang Sidempuan: 1 orang
-
Pakpak Bharat: 2 orang
Sementara itu, Mandailing Natal hingga kini belum melaporkan adanya korban jiwa. Suharyanto menegaskan bahwa data korban akan terus diperbarui mengingat masih ada wilayah yang sulit dijangkau, sehingga potensi tambahan data korban tetap terbuka.
Terkait kondisi pengungsian, lebih dari 1.000 keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka. Di Tapanuli Utara, satu titik pengungsian besar berada di sepanjang jalur Tarutung–Sibolga, memanfaatkan sebuah gereja sebagai tempat berlindung, menampung sekitar 600 KK.
Di Tapanuli Tengah, sekitar 1.100 KK mengungsi di fasilitas milik pemerintah daerah. Namun, pada siang hari, jumlah yang terlihat sekitar 600 KK karena sebagian warga ikut membantu membuka akses jalur yang terputus.
Jumlah pengungsi lainnya:
-
Tapanuli Selatan: ±250 KK
-
Kota Sibolga: ±200 KK
-
Humbang Hasundutan: ±150 KK
-
Mandailing Natal: ±1.500 KK di lima titik pengungsian berbeda
Suharyanto menambahkan bahwa kondisi komunikasi dan akses transportasi di Sumatera Utara sudah mulai membaik dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Namun, jalur vital Tapanuli Utara/Tarutung menuju Sibolga masih menjadi prioritas pembukaan karena merupakan akses utama. Upaya pembersihan dan pembukaan jalan terus dilakukan oleh tim gabungan.




