
pttogel Napoli tampaknya sedang mengalami “ketagihan” yang tidak biasa—yakni memburu pemain-pemain yang dianggap surplus alias “buangan” dari Liga Inggris. Dalam beberapa musim terakhir, klub asal Italia Selatan ini makin sering mengincar dan merekrut pemain yang tidak mendapatkan tempat di klub Premier League, namun justru bersinar ketika mengenakan seragam biru langit khas Partenopei.
Langkah ini menimbulkan banyak pertanyaan dari pengamat dan fans: apakah Napoli memang punya mata jeli dalam menilai potensi tersembunyi pemain-pemain Liga Inggris? Atau ini hanya strategi jitu untuk mencari talenta berkualitas dengan harga yang relatif lebih murah?
Strategi Transfer Napoli: Dari Kesempatan Kedua Jadi Permata
Dalam sejarah modernnya, Napoli sudah sering merekrut pemain dari Liga Inggris. Beberapa nama bahkan sempat diragukan performanya sebelum akhirnya tampil luar biasa di Serie A. Sebut saja:
-
Kalidou Koulibaly – meski datang dari Genk, sempat diincar klub-klub Inggris namun dianggap “kurang siap”. Di Napoli, Koulibaly menjelma jadi salah satu bek tengah terbaik dunia sebelum akhirnya dijual ke Chelsea dengan harga fantastis.
-
Tiemoué Bakayoko – dianggap gagal di Chelsea, namun sempat tampil solid di bawah asuhan Gennaro Gattuso ketika dipinjamkan ke Napoli.
-
Nathaniel Chalobah dan beberapa nama lain pun sempat masuk radar Napoli.
Namun fenomena ini mencapai puncaknya dalam dua musim terakhir, saat Napoli mulai aktif merekrut pemain-pemain dari Liga Inggris yang minim menit bermain, atau bahkan tidak masuk skuad utama sama sekali. Anehnya, para pemain ini justru bersinar terang di Serie A.
Contoh Nyata: ‘Buangan’ yang Jadi Bintang
Frank Anguissa (Fulham ke Napoli)
Mungkin salah satu kisah paling sukses. Gelandang Kamerun ini direkrut dari Fulham pada 2021 dalam status pinjaman, sebelum dipermanenkan karena tampil luar biasa. Anguissa langsung menjadi tulang punggung lini tengah Napoli dan berperan besar dalam keberhasilan tim meraih Scudetto 2022/23. Di Fulham, ia nyaris tak dikenal luas. Di Napoli? Ia jadi motor permainan.
baca juga: gedung-kedutaan-as-di-tel-aviv-rusak-imbas-serangan-rudal-iran-ketegangan-kawasan-memuncak
Giovanni Simeone (Brighton, kemudian Cagliari & Verona, lalu Napoli)
Meskipun tidak langsung datang dari Premier League, Simeone merupakan milik Brighton sebelum akhirnya meniti karier di Serie A. Di Napoli, ia jadi super-sub yang sangat efektif, mencetak gol-gol penting dari bangku cadangan.
Ndombele (Tottenham ke Napoli)
Meskipun tidak terlalu konsisten, Tanguy Ndombele sempat dipinjam Napoli dari Spurs. Ia menunjukkan kilasan kemampuan yang sempat membuatnya jadi rekrutan mahal Tottenham. Walaupun akhirnya tak dipermanenkan, perannya tetap membantu Napoli menjaga kedalaman skuad musim itu.
Kenapa Liga Inggris Sering Jadi Sumber ‘Buangan’?
Premier League adalah liga dengan kedalaman skuad luar biasa dan tekanan tinggi. Banyak pemain berbakat yang gagal bersinar karena kurangnya kesempatan, gaya main yang tidak cocok, atau sekadar berada di tim yang salah.
Napoli melihat ini sebagai peluang. Dengan scouting yang kuat dan pendekatan taktik yang lebih fleksibel, Napoli bisa menghidupkan kembali karier pemain-pemain ini. Mereka tahu, pemain dari Inggris punya kebugaran dan teknik, tinggal bagaimana memolesnya agar sesuai dengan filosofi tim.
Untung Besar dari Investasi Kecil
Strategi ini juga sangat efisien dari sisi finansial. Harga pemain “buangan” Premier League cenderung lebih murah, apalagi jika statusnya pinjaman. Napoli bisa mencoba terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli secara permanen. Ini mengurangi risiko kerugian dan membuka peluang untung besar jika pemain tampil memukau.
Dengan dana transfer yang tidak sebesar klub-klub top Inggris, Napoli harus cermat dan kreatif. Dan sejauh ini, strategi ini membuahkan hasil.
Apa Kata Pelatih dan Manajemen?
Direktur Olahraga Napoli, dalam beberapa kesempatan, menegaskan bahwa pihaknya memang memanfaatkan “over-supply” pemain di Premier League. Menurutnya, banyak talenta luar biasa yang tenggelam karena ketatnya persaingan di Inggris.
“Serie A cocok untuk pemain yang punya teknik bagus, tapi butuh ritme yang lebih lambat dan ruang untuk berkembang. Itu yang tidak mereka dapatkan di Inggris,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Pelatih Napoli pun mengaku bahwa pemain dari Liga Inggris membawa mentalitas kuat dan daya juang tinggi. Kombinasi ini membuat mereka sangat berguna dalam atmosfer persaingan Serie A.
Akankah Tren Ini Berlanjut?
Melihat keberhasilan strategi ini, bukan tidak mungkin Napoli akan terus melirik Liga Inggris sebagai “ladang emas” transfer. Apalagi jika Napoli mampu terus tampil di Liga Champions dan mempertahankan status mereka sebagai penantang Scudetto.
Dengan finansial yang terbatas dibandingkan klub-klub besar lainnya, berburu pemain “buangan” bisa jadi jalan menuju sukses yang berkelanjutan. Namun, tentu butuh kecermatan dan keberanian dalam mengambil risiko.
Penutup
Napoli menunjukkan kepada dunia bahwa “sampah” di satu tempat bisa jadi “emas” di tempat lain. Mereka membuktikan bahwa dalam sepak bola modern, yang penting bukan nama besar atau harga tinggi, tapi kemampuan untuk menilai potensi dan memberi kesempatan kedua.
Dan sejauh ini, mereka sedang memainkan permainan itu dengan sangat baik.
sumber artikel: okezone88.id