
pttogel Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan setelah melontarkan kemarahan terhadap Uni Eropa dan perusahaan teknologi raksasa Apple. Dalam pernyataan terbarunya, Trump mengkritik keras kebijakan Uni Eropa yang dinilainya “tidak adil” terhadap perusahaan-perusahaan Amerika, serta menuding Apple “terlalu tunduk” pada tekanan luar negeri.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah acara kampanye yang berlangsung di Michigan, di mana Trump tengah menggalang dukungan menjelang pemilu Presiden 2024. Di hadapan para pendukungnya, Trump menyuarakan kekesalannya dengan gaya khasnya yang blak-blakan.
Kritik terhadap Uni Eropa
Trump mengklaim bahwa Uni Eropa telah memanfaatkan Amerika Serikat selama bertahun-tahun melalui perjanjian dagang yang menurutnya timpang. Ia menyebut bahwa perusahaan-perusahaan besar AS, termasuk di bidang teknologi dan otomotif, kerap dikenai tarif tinggi dan regulasi ketat ketika beroperasi di wilayah Eropa.
baca juga: ansu-fati-menuju-as-monaco-musim-depan
“Uni Eropa memperlakukan kita seperti musuh dagang, padahal mereka bergantung pada keamanan dan ekonomi kita. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap Amerika,” tegas Trump. Ia juga berjanji akan menegosiasikan ulang berbagai perjanjian bilateral jika terpilih kembali, dan tidak akan ragu untuk menerapkan tarif balasan.
Sorotan kepada Apple
Tidak hanya Uni Eropa, Apple juga menjadi sasaran kemarahan Trump. Ia menuduh Apple terlalu patuh terhadap permintaan dari Uni Eropa dan negara lain, termasuk dalam hal transparansi data dan pembukaan sistem ekosistem iPhone untuk aplikasi pihak ketiga.
Trump menilai langkah Apple yang bersedia mengikuti aturan Uni Eropa soal Digital Markets Act merupakan bentuk “penyerahan kedaulatan teknologi Amerika kepada kekuatan asing.” Ia bahkan menyebut Apple “lemah” karena terlalu cepat mengalah demi pasar internasional.
Mantan presiden itu juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap dominasi perusahaan teknologi yang menurutnya kini lebih loyal pada “agenda global” ketimbang kepentingan nasional AS. Ia menyerukan kembalinya “kedaulatan ekonomi dan teknologi” sebagai bagian dari visinya membangun kembali kekuatan Amerika.
Reaksi Publik dan Pengamat
Pernyataan Trump tersebut menuai berbagai tanggapan. Sebagian pendukungnya menyambut baik langkah tegas itu, melihatnya sebagai bentuk perlindungan terhadap industri dalam negeri. Namun, pengamat kebijakan luar negeri dan teknologi menilai pernyataan Trump terlalu menyederhanakan kompleksitas hubungan internasional, terutama dalam era globalisasi dan persaingan teknologi yang kian ketat.
“Apple dan perusahaan AS lainnya harus mematuhi hukum di setiap negara tempat mereka beroperasi. Ini bukan soal tunduk, tapi bagian dari strategi bisnis global,” ujar seorang analis teknologi.
Sementara itu, hubungan dagang antara AS dan Uni Eropa sendiri telah menjadi isu yang berulang kali menimbulkan ketegangan sejak era kepemimpinan Trump di Gedung Putih. Meski Presiden Joe Biden mencoba mencairkan suasana, warisan kebijakan dagang agresif Trump masih menyisakan dampak.
Menjelang Pilpres AS
Pernyataan keras ini muncul di tengah memanasnya persaingan politik menjelang pemilihan presiden AS tahun 2024. Trump tampak kembali mengusung isu proteksionisme dan nasionalisme ekonomi sebagai andalan kampanyenya, mirip dengan strategi yang membawanya ke kursi kepresidenan pada 2016 lalu.
Dengan menyoroti Apple dan Uni Eropa, Trump berusaha menunjukkan dirinya sebagai figur yang siap “melindungi Amerika” dari pengaruh asing dan dominasi korporasi global. Meski menuai kontroversi, tak dapat disangkal bahwa pendekatannya masih memiliki resonansi kuat di kalangan pemilih konservatif dan pekerja industri.
Apakah strategi ini akan kembali berhasil mengantarkannya ke Gedung Putih, hanya waktu yang akan menjawab. Namun yang jelas, pernyataan Trump ini menandai babak baru dalam ketegangan antara kepentingan nasional, globalisasi, dan teknologi.
sumber artikel: okezone88.id